FUEL UNTUK DIESEL ENGINE
1. Tipe fuel
1. Kerosin
Digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang. Tidak digunakan untuk bahan bakar diesel dengan alasan sbb :
a. Memiliki viscositas yang rendah sehingga tidak dapat melumasi komponen fuel system
b. Memiliki spesific gravity lebih rendah, sehingga berat fuel per semprotan lebih sedikit, akibatnya outpun engine drop 5 – 10 %.
2. Diesel fuel (solar)
Diesel fuel memiliki sifat yang sesuai untuk compression combustion type engine dan juga memiliki viscositas yang sesuai.
3. Heavy oil
Digunakan untuk bahan bakar boiler, tidak baik untuk engine diesel karena :
a. Mengandung banyak kotoran sehingga dapat menyumbat saluran fuel
b. Memiliki viscositas yang tinggi, sehingga tidak mengabut secara sempurna, akibatnya pembakaran tidak sempurna.
c. Kandungan sulfurnya tinggi, dapat menyebabkan korosi.
2. Sifat fuel
1. Spesific gravity (berat jenis)
Fuel dengan titik didih dan viscositas lebih tinggi memiliki berat jenis lebih tinggi. Berat jenis fuel mempengaruhi output engine.
2. Flash point
Flash point tidak berpengaruh langsung terhadap performance engine, tapi berpengaruh terhadap keamanan dalam penyimpanan
3. Viscositas
Viscositas terpengaruh oleh suhu, oleh karena itu perlu diperhatikan range temperatur pemakaian fuel, karena berpengaruh terhadap kemudahan starting. Juga menimbulkan hal sbb:
4. Kandungan belerang (sulfur content)
Sulfur dalam fuel akan bereaksi dengan uap air dan menghasilkan asam sulfur yang menimbulkan korosi.
5. Pour point (titik leleh)
Pour point dalam fuel dipengaruhi oleh kandungan parafin dalam fuel. Pada suhu rendah fuel dengan pour point tinggi akan sulit mengalir, sehingga berakibat buruk bagi engine, seperti flowchart berikut :
6. Kandungan karbon (jelaga)
Karbon dihasilkan dari pembakaran fuel
7. Angka setana
Merupakan derajat kemudahan pembakaran fuel. Mempengaruhi kemudahan starting dan pembakaran.
8. Kandungan abu
Abu dalam fuel terdiri dari 3 tipe : solid particles, inorganic salt solution dan oil-soluble organic compound. Abu yang dikandung fuel sangat kecil (0.02 – 0.03 %). Jika kandunan abu meningkat ini disebabkan oleh karat dan lumpur dalam fuel.
9. Kandungan air
Air masuk dalam fuel sebagai uap air atau karena kelalaian dalam penanganannya.
3. Spesifikasi fuel
Jika kandungan sulfur dalam fuel melebihi 0.5 %, kurangi interval penggantian oli seperti diagram dibawah
4. Angka setana
Angka setana digunakan sebagai skala untuk menunjukkan kemudahan pembakaran fuel. Sementara angka oktana menunjukkan tingkat kesulitan pembakaran fuel. Angka setana suatu fuel ditentukan dengan membandingkan derajat pembakaran fuel tersebut dengan derajat pembakaran campuran antara normal setana (angka setana 100 – mudah terbakar) dengan alpha methyl nephtalene (angka setana 0 – sulit terbakar) dalam prosen.
No comments:
Post a Comment